Mendekat Untuk Lenyap

Seperti batuk, suatu rasa bisa menahun juga. Diam disitu, jangan biarkan semesta tau. Sudah lama kau berdiri di pintu, masuklah. Kenapa kau enggan? Oh ku tau, aku tak berhak. Aku tau kau berpikir berat ketika akan memasuki rumahku, oleh karena itu kau lebih memilih berdiri sebentar di depan pintu kemudian melangkah jauh. Hanya ku perhatikan saja dari sudut jendela gerak-gerik mu ketika akan masuk. Tampaknya kau ragu, terlihat jelas di wajahmu. Pada awalnya kau bermain-main di halaman di depan rumahku. Kau tanam bibit bunga yang kemudian tumbuh menjalar hingga menjuntai di pagar rumahku. Setiap hari kau sirami bunga itu sembari tersenyum manis memandangi bunga-bunga yang tumbuh subur. Sesekali kau beri pupuk agar bunga itu bisa mekar dengan sempurna, katamu. Bunga yang kau tanam kini telah mencapai puncak pertumbuhannya, sehingga halaman rumahku penuh dengan warna warni bunga yang tumbuh bermekaran. Hingga suatu hari kau tidak datang menyirami bunga di halamanku lagi....