Gadis Lama dan Gadis Baru Dalam Balutan Kenangan
Waktu itu hujan rintik-rintik membasahi dedaunan yang berada di pinggir jalan. Jalanan basah, tanah basah, batu basah, semuanya basah. Dibasahi oleh tetesan air yang jatuh dari langit, serasa ada beban yang tertahan kemudian tak sanggup untuk dipikul dan akhirnya di lepas menjadi bulir-bulir tirta yang senantiasa menyejukkan dan memberikan aroma basah yang menenangkan. Banyak yang mengira bahwa hujan terdiri dari air dan beberapa mineral yang dikandungnya. Namun sebagian yang lain membantah. Hujan tidaklah seperti itu, hujan hanya terdiri dari 1% air dan 99% kenangan. Ah... lagi-lagi kenangan. Berbicara tentang kenangan bisa menjadi hal yang terlalu indah untuk diperbincangkan dan bisa jadi menjadi hal yang terlalu sakit untuk dikaji ulang. Sama hal nya dengan lelaki yang satu ini. Dia larut bersama kenangan yang dilalui bersama orang yang dia sayangi. Setiap hari lelaki ini selalu memikirkan potongan hatinya yang dibawa lari oleh sang gadis tanpa pertanggungjawaban. Hatinya terlalu rapuh untuk menghadapi kenyataan bahwa gadis yang ia inginkan tidak mempunyai hasrat yang sama dengannya.
Beginilah awal
cerita lelaki malang ini. Dia ditinggalkan oleh seorang gadis yang sempat singgah
di kehidupannya. Suasana hati yang kacau dan kesedihan yang menimpa membuatnya
menjalani hari-hari penuh dengan kegelisahan dan keresahan yang tak menentu.
Bagaimana tidak, ia ditinggalkan disaat dia berada di puncak kasih sayang
kepada kekasihnya ini. Kemudian dia ditinggalkan tanpa suatu alasan. Si gadis
pergi dan perlahan menjauh. Menjauh dari kehidupan lelaki ini. Sedangkan si
lelaki hanya mengharapkan suatu keajaiban agar si gadis datang kembali
kepadanya, namun itu tidaklah mungkin terjadi. Hari demi hari ia lewati hingga
tak sedetik pun waktu yang terlewatkan untuk memikirkan gadisnya. Namun
apalah daya, ia hanya bisa memikirkan, mimikirkan dan mimikirkan nya saja. Tak
ada lagi yang bisa ia lakukan kecuali memikirkan si gadis dalam diam. Dari luar
keadaan lelaki ini baik-baik saja, akan tetapi jauh di lubuk hati yang paling
dalam ada suatu rasa yang begejolak yang tak bisa ia ungkapkan.
Hingga suatu
hari datanglah gadis baru dalam kehidupannya. Gadis ini membuat si lelaki
perlahan-lahan mulai melupakan gadis lamanya. Entah mengapa lelaki ini mudah
sekali berpindah ke lain hati jika ada
gadis baru yang ia sukai. Sifatnya begitu aneh, jika ia sudah mencintai
seorang gadis maka ia akan mencintai sedalam-dalamnya, namun jika gadis yang ia
cintai itu pergi kemudian digantikan dengan gadis baru, maka dengan sekejap dia
akan melupakan gadis yang pergi itu kemudian kembali mencintai sedalam-dalamnya
kepada gadis yang baru datang tadi. Sungguh, gerakan move on yang sangat
cepat dan gesit. Namun, ketika dia belum memiliki hati yang baru, maka ia akan
berlarut-larut memikirkan hati lama yang pernah singgah di kehidupannya.
Gadis baru ini
mampu mengembalikan suasana hati si lelaki yang dulunya tak terbentuk kemudian
dibentuk menjadi sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu karya yang mempunyai
nilai tinggi. Begitulah kira-kira, gadis ini mampu mengembalikan seluruh
kegundahan hati si lelaki menjadi kebahagiaan yang hakiki. Semua masa lalu
tentang gadis lama seakan terhapus sudah oleh gadis baru ini. Dia mampu
mengembalikan potongan hati yang terbawa lari oleh gadis lama. Ia mengembalikan
keceriaan si lelaki dan mengembangkan senyuman yang selama ini sempat tertahan
oleh kenangangan-kenangan yang ia lalui bersama gadis lama. Indah...
benar-benar indah. Akhirnya si lelaki menemukan seseorang yang bisa membuat ia
bangkit dari keperihan masa lalu. Mereka bahagia, saling melengkapi satu sama
lain. Serasa dunia ini milik mereka berdua, kemana-mana selalu bersama.
Menghabiskan waktu bersama dan saling merindukan satu sama lain.
Namun keadaan
ini tidak bertahan lama. Ketika si lelaki memiliki rasa yang mendalam yang
sedang berada di puncaknya, gadis baru ini malah pergi menjauh dan
perlahan-lahan menghilang, sama halnya seperti yang di lakukan oleh gadis lama.
Tak ada alasan kenapa dia tiba-tiba menghilang bagaikan ditelan bumi. Tak ada
kabar, tak ada berita yang memberitahukan keberadaan gadis baru ini. Si lelaki
hanya bisa pasrah dengan keaadaan dan mulai memahami bahwa gadis-gadis yang
selama ini sempat singgah dikehidupannya hanya bertujuan untuk ‘singgah’, tidak
untuk menetap. Ia menyadari bahwa sesuatu bisa saja datang dan pergi sesukanya
tanpa harus menanyakan kesiapan untuk kepergian itu. Kembali seperti keadaan
awal, seperti siklus konstan yang terjadi di kehidupannya yaitu gadis yang
datang kemudian menghilang. Sekarang ia hanya bisa memikirkan, mimikirkan dan
memikirkan gadis baru yang baru saja pergi dari kehidupannya hingga suatu hari
datang seorang gadis baru lagi untuk mengisi kekosongan di relung jiwanya.
Kemudian menghilang, kemudian datang lagi, kemudian hilang lagi, kemudian
datang lagi, dan begitulah seterusnya. Kasihan.
Komentar
Posting Komentar