DIAM
Karakter manusia dalam berpendapat
di dunia ini berbeda-beda. Ada pendapat mereka yang disampaikan secara keras,
kasar, lemah-lembut, ramah, masa bodoh dan
lain sebagainya. Anda tinggal memilih hendak ke kategori mana yang anda
inginkan. Mau jadi orang yang berpendapat baik atau buruk. Yeah...that’s your choise! Tapi balik lagi dari efek pilihan anda
tersebut bagi orang-orang disekitar anda. Misalnya anda memilih untuk menjadi buruk,
efeknya akan merugikan anda dan orang-orang disekitar anda, sebaliknya jika
anda memilih menjadi baik, anda juga akan merasakan efek yang positif.
Terkadang ada orang yang lebih
memilih untuk banyak diam daripada bicara atau mengeluarkan pendapat mereka. Hal
itu dlakukan agar tidak memancing keributan atau sekedar untuk menenangkan diri
sendiri. Padahal di dalam otak dan hati mereka sangat ingin untuk berbicara
mengeluarkan pendapat mereka. Tindakan ini bisa dikatakan bijak jika dilakukan
dengan situasi yang tepat dan bisa juga dianggap salah jika memang pada saat
tertentu pendapat anda dibutuhkan tapi anda lebih memilih untuk diam.
![]() |
Source image: http://alfarisiali.blogspot.co.id/2016/10/tong-kosong-semakin-berbunyi-nyaring.html |
Sederhana saja, diam bertujuan
untuk tidak memancing keributan yang akan menyakiti hati orang lain. Perbuatan
ini kebanyakan dilakukan orang-orang yang dapat dibilang sabar. Jika mereka
terlibat dalam suatu perdebatan yang akan saling menyakiti, mereka lebih
memilih untuk diam dan sabar menghadapi lawan bicaranya. Diam dalam berpendapat
tidak hanya dilakukan secara langsung, tapi bisa juga dilakukan secara tidak
langsung.
Pada zaman sekarang ini banyak
media informasi yang wara-wiri
dimana-mana, seperti media elektronik yan kita kenal dengan sebutan ‘internet’
maupun media cetak. Begitu juga dengan pendapat anda yang bisa ikut wara-wiri kesana kemari bersama
informasi tersebut. Disini anda juga dihadapkan kepada dua pilihan. Pertama,
ikut masuk ke dalam wara-wiri media
masa tersebut dengan menyampaikan semua pendapat anda tanpa memikirkan
dampaknya terhadap orang sekitar, atau menjadi orang yang lebih baik diam dalam
menyalurkan pendapat yang nantinya bisa menimbulkan keributan. Mana yang akan anda
pilih? Terserah anda.
Kebanyakan orang dengan pendapat
mereka yang berbau keributan dan penyampaiannya tidak baik, di dominasi oleh
orang yang berkarakter keras dan masa bodoh akan dampak buruk dari pendapnya di
media masa. Misalnya, mem-posting
sesuatu yang bisa menimbulkan keributan, ancaman dan menyebabkan perselisihan
di suatu timeline sosial media.
Mereka cenderung tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan untuk khalayak
banyak.
![]() |
Source image: https://dimassku.wordpress.com/2014/02/10/tong-kosong-nyaring-bunyinya/ |
Pendapat-pendapat yang
dikeluarkan di sosial media tidak hanya terbatas pada timeline saja, tetapi bisa juga dicurahkan melalui grup-grup WA, LINE,
BBM dan lain sebagainya. Apakah anda pernah mendengar yang namanya ‘silent reader’? Ya... istilah ini
diperuntukkan bagi mereka yang hanya membaca pesan di grup tanpa menanggapi.
Sederhana saja, mereka lebih memilih untuk diam dan tidak mengeluarkan pendapat
mereka karena mereka berpikir jika pesan-pesan yang datang dari grup itu tidak
begitu penting, tidak perlu ditanggapi. Jika ada pesan yang berbau
perselisihan, mereka lebih memilih untuk diam daripada menanggapi pesan-pesan
yang ujung-ujungnya memancing keributan.
Memang di era reformasi ini anda bebas untuk
mengeluarkan pendapat anda, tapi alangkah baiknya sebelum berpendapat anda
memikirkan terlebih dahulu dampak yang akan ditimbulkan dari pendapat anda
tesebut bagi orang lain. Baik itu
berpendapat secara langsung dengan berbicara dengan lawan bicara maupun
berpendapat di suatu wadah yang kita kenal dengan sebutan ‘sosial media’. Mari
bijak!
Komentar
Posting Komentar