Kudapan Nakal
Akhir Maret 2018 yang lalu
merupakan hari yang ku nantikan. Kok bisa? Karena pada hari tersebut teman
dekat ku yang tinggal di Surabaya akan mengunjungi ku di Jakarta. Kami sudah
mempersiapkan pertemuan ini jauh-jauh hari. Dia memesan tiket kereta dari
Surabaya-Jakarta sejak bulan Januari lalu. Niat banget ya! Memang harus begitu,
harus cepat. Jika tidak, maka tiket pun akan habis mengingat akhir Maret
tersebut adalah long weekend. Jadi untuk
mengantisipasi kehabisan tiket, teman ku memesannya jauh-jauh hari.
Hari kedatangan pun tiba, aku
menjemputnya di stasiun Pasar Senen dan mengantarkannya ke penginapan yang
telah dia booking terlebih dahulu
sebelum berangkat Jakarta. Setelah meletakkan barang-barang bawaan, kami pergi
mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta Selatan. Tujuan
kami kesini hanya sekedar untuk nonton dan makan-makan. Berhubung kami sudah
lama tidak bertemu, jadi momen yang pas untuk mengobrol-ngobrol manjahh yang paling tepat adalah di
tempat makan, gak mungkin dong ngobrol-ngobrol di bioskop? Hihihi.
Setelah berjam-jam menghabiskan
waktu hanya duduk di dalam bioskop sambil menonton film yang lagi hits saat itu
(Teman Tapi Menikah), kami melanjutkan perjalanan ke tempat makan. Lapar sekali
rasanya karena di dalam bioskop kami hanya membeli Popcorn yang di tawarkan
mbak-mbak bioskop saat sudah nyampe di tempat duduk. Agak menyesal membeli
cemilan tersebut, karena harga yang ditawarkan 2x lipat dengan harga aslinya.
Hmm.. yasudahlah...Mungkin rejeki mbak nya.
Kami singgah di sebuah tempat
makan yang lumayan cozy untuk
bercakap-cakap. Setelah memasuki ruangan, pelayan menyodorkan kertas menu ke
meja kami. Setelah berlarut-larut dan berpikir keras untuk memilih makanan yang
hendak di pesan, akhirnya kami memutuskan untuk memilih makanan dengan jenis
yang berbeda. Satunya asin dan satunya lagi manis. Aku memesan makanan asin
sejenis pasta sedangkan temanku memesan makanan manis sejenis pancake, yaitu
pancake strawberry (tapi nama aslinya bukan itu, nyebutnya aja lumayan bikin
lidah keseleo). Okesip.
![]() | |
Ilustrasi pancake. Source: http://www.dishmaps.com/chocolate-pancakes/10964 |
Setelah penantian panjang,
akhirnya makanan yang kami pesan pun tiba. Kami melihat makanan tersebut sambil
bergumam “hmmm kayaknya enak nih....kayaknya enak nih”. Satu suap, dua suap,
kami santap dengan penuh seksama dan menghayati setiap rasa yang disajikan
dalam sepiring kudapan yang ada di hadapan kami. Awal-awalnya kami merasakan
kelezatan yang tiada tara (lebay...), namun pada detik-detik terakhir, kami
menyerah. Kami tidak menghabiskan makanan tersebut karena kenyang, eneg dan
begah. Akhirnya dengan penuh perjuangan sambil mengingat kata-kata “berkah
makanan ada pada 3 suapan terakhir”, kami menghabiskan makanan tersebut dengan
tolong menolong menghabiskannya satu sama lain. Jeng...jeng... akhirnya habis
juga makanan yang kami pesan tadi.
Malam pun tiba, kami kembali ke
tempat tinggal kami masing-masing. Dia kembali ke penginapan dan aku kembali ke
rumah. Besoknya, aku diberi kabar oleh temanku tersebut kalau dia sedang sakit.
Aku bertanya-tanya kenapa dia bisa sakit sedangkan kemarin sewaktu bertemu sehat-sehat
saja. Dia membeberkan alasan kenapa dia sakit. Ternyata penyebabnya adalah
makanan yang dia makan sewaktu kami makan bersama di sebuah tempat makan
kemarin. Wah! Aku takjub. Hanya gara-gara makanan bisa sakit batuk-batuk,
radang dan sakit kepala. Aku bertanya-tanya, loh kok bisa. Padahal jenis
makanan yang dimakannya itu tergolong makanan biasa dan aku juga memakannya
pada saat itu tetapi tidak samapai jatuh sakit seperti yang dia rasakan. Lebih
mengejutkan lagi, dia baru ingat kalau dia alergi terhadap makanan yang
mengandung banyak coklat. Duh pas banget pancake strawbery yang ia makan kemarin
kaya akan kandungan coklat. Sekarang aku tau penyebabnya, hanya karena alergi
coklat.
Dari pengalaman teman ku
tersebut, alangkah lebih baiknya kita memilih makanan yang hendak kita makan. Jangan
sampai makanan yang kita makan membawa kemudharatan untuk diri kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar