Duka
Tring....
Notifikasi Instagram membangunkan lamunanku ketika memperhatikan tingkah lucu Cammy (Ikan Cupang peliharaan) yang dengan lincah menari-nari di aquarium kecil itu. Ternyata hanya notif biasa yang memberitahukan bahwa ada akun baru yang nge-follow instagramku. Penasaran dengan orangnya aku klik profil picture yang menggunakan kerudung abu-abu itu dan sontak ku terkejut karena dia nge-follow orang yang aku follow juga. Kami mutual dengan satu orang saja. Satu orang itu yang mendorongku untuk menulis tulisan singkat ini.
Di malam yang penuh dengan kesunyian ini pikiranku melayang kepada seseorang yang pernah berinteraksi denganku walaupun sebentar, namun cukup melekat. Sosok yang hangat, baik, kalem, pendiam, sopan, bersih, pintar, dan mandiri. Seorang laki-laki yang berasal dari ranah Minang, Sumatra Barat. Perantau kelahiran Mei 2001 ini bersekolah di kampus yang cukup ternama di Jakarta, yaitu STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) yang belokasi di Jl. Otista, Jakarta Timur. Aku mengenalnya karena kita dibawah naungan atap yang sama, ya kita satu kosan. Dia bernama Fauzi.
Akhir tahun 2019, dia menjadi Mahasiswa baru di kampus itu. Diperkenalkan oleh seniornya, akhirnya dia menemukan kosan untuk tinggal selama jadi mahasiswa. Setidaknya dia sempat merasakan serunya berkuliah offline sebelum pandemi Corona melanda dan menyebabkan bukan hanya kampusnya, tapi juga di beberapa sektor perusahaan mewajibkan untuk bekerja maupun bersekolah dari rumah. Termasuk kantorku, kami pun bekerja dari rumah. Banyak waktu dihabiskan di kosan, mulai dari pagi hingga pagi lagi, begitu parno untuk keluar karena takut ketularan virus biadab ini. Termasuk Fauzi, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kosan juga karena kuliahnya online.
Begitu azan tiba, Fauzi selalu menyempatkan diri keluar dari kosan untuk solat berjamaah di masjid yang terdekat dengan kosan. Itu dia lakukan setiap hari dan kalau tidak salah, dia ke masjid selalu tepat di 5 waktu solat. Tak hanya itu suasana Magrib di kosan ini juga cukup adem karena adanya Fauzi. Setiap Magrib, dia selalu membaca Al-Qur'an. Suara nya merdu sekali. Tajwid nya pas dan irama nya membuat hati yang mendengarkan ikut tenang. Tidak hanya setelah Magrib, sesekali ku dengar dia membaca Al'Qur'an setelah solat subuh. Masha Allah...
Fauzi, akrab disapa dengan Fauji maupun Pauji (kalo kata ibu kos). Karena berasal dari daerah yang sama kami pun kalau ngomong selalu menggunakan bahasa Minang. Anaknya sopan sekali, aku seperti berbicara dengan adikku. Kelakuan nya mirip dengan adik laki-laki ku yang saat ini masih SMA, mereka sama-sama pendiam, tak banyak bicara tapi begitu peduli dengan sekitar. Setiap aku melihatnya, kerinduanku kepada adikku yang dikampung ini cukup sedikit terobati karena pribadinya begitu mirip.
Karena pandemi yang berkepanjangan, Fauzi pun pulang kampung. Jadi dia kuliah online dari rumahnya di Sumatra Barat. Hingga pada awal tahun 2022 dia kembali lagi ke kosan karena kampusnya sudah menerapkan kuliah offline dan dia juga menjalani Kuliah Lapang, jadi harus segera kembali ke Jakarta. Namun, virus Corona ini semakin menjadi-jadi sehingga April 2022 kampus Fauzi menerapkan sistem kuliah online kembali dan membuat dia kembali pulang kampung. Anak ini suka membuat status di What'sapp story, baik itu tentang kajian maupun update-update mengenai informasi kampusnya. Namun semenjak pulang kampung dia jadi jarang membuat status. Aku pun bertanya-tanya, kenapa ya? Ada yang salahkah dengan Fauzi? Kok tidak seperti biasanya.
Hingga 30 May 2022 aku mencoba untuk mengontak Fauzi. Aku menanyakan kira-kira kapan dia kembali ke Jakarta. Namun, chat ku tidak berbalas...
Kami melihat status teman nya yang membagikan poster bahwa Fauzi telah berpulang dan telah dipanggil oleh-Nya. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Aku sangat sedih sekali dan masih tidak bisa mempercayai berita duka itu. Walaupun hanya orang lain, tapi kenapa rasanya kok beda, seperti kehilangan saudara sendiri. Sampai saat ini aku masih terbayang-bayang dengan kebaikan Fauzi dan sesekali aku membuka chat Whats'app lama yang foto profilnya masih menggunakan seragam biru muda STIS. Dia begitu disayang sehingga Tuhan mengambil dia duluan agar bisa lebih dekat. Selamat jalan Fauzi, doaku menyertaimu dik...
Komentar
Posting Komentar